3 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Sebelum Anak Beranjak Remaja-Mendidik anak yang beranjak remaja butuh ilmu yang mumpuni. Tidak sekadar main perasaan dan ego sebagai orang tua. Sebelum anak beranjak remaja, ada hal-hal penting yang harus dilakukan orang tua. Hal dasar yang sangat mempengaruhi bagaimana anak tersebut melewati masa remajanya. Tugas kita memastikan anak tumbuh bahagia.
Menjadi orang tua yang bisa mendidik anak sesuai zamannya memang bukan perkara mudah. Orang tua harus terus mengupgrade ilmu. Tidak boleh ada alasan tak ada waktu. Karena di zaman sekarang, kita dimudahkan dengan beragam fasilitas yang memungkinkan menimba ilmu dari berbagai penjuru.
Teori parenting juga beragam. Kita bisa mengadopsi teori yang cocok dengan karakteristik keluarga kita atau yang sesuai dengan visi misi keluarga. Dari sekian banyak referensi, kami berkesempatan menyimak kajian luring ustaz Budi Ashari sebagai seorang ahli sejarah Islam. Beliau menceritakan bagaimana Rasul mendidik anak-anaknya dan bagaimana anak-anak di zaman Rasul beranjak remaja. Jadi, kali ini akan membahas parenting dari kaca mata Islam.
Cara Mendidik Anak yang Beranjak Remaja
Ketika membahas tentang mendidik anak, pada dasarnya kita sedang mendidik diri sendiri.
Anak-anak adalah cerminan dari diri kita. Bagaimana cara berjalan, bagaimana cara tersenyum, dan bagaimana cara anak marah adalah pantulan dari orang tuanya. Jadi, sebelum anak-anak tumbuh menjadi remaja yang sudah mulai memiliki otoritas atas diri mereka sendiri, orang tua harus melakukan hal berikut:
Menjadi Orang Tua yang Dikagumi
Sudahkan anak-anak kita kagum kepada orang tuanya sendiri? Tanyakan kepada orang yang ada di sekitar anak. Sosok yang selama ini sering berinteraksi dan sebagai tempat bercerita anak. Bisa om, tante, guru, atau teman bermainnya. Dari cerita mereka, kita bisa tahu bagaimana kita di mata anak. Istimewa, biasa saja, atau buruk. Anak-anak adalah makhluk polos yang selalu mengatakan kejujuran.
Jika selama ini anak lebih banyak bercerita tentang hal-hal positif, maka ada indikasi anak mengagumi orang tuanya. Namun, bila yang banyak kita dengar adalah cerita bernada negatif, maka bisa dipastikan bahwa anak belum mengagumi kita sebagai orang tua.
Orang tua yang dikagumi oleh anak-anaknya, cenderung lebih mudah menenangkan gejolak masa remaja anak. Anak-anak mudah dinasehati oleh sosok yang dikagumi oleh mereka. Begitu sebaliknya. Pesan apapun yang disampaikan kepada anak tidak akan mudah diterima oleh alam bawah sadarnya, jika sosok yang menyampaikan adalah orang yang tidak disukai oleh anak.
Bagaimana menjadi sosok orang tua yang dikagumi oleh anak? Salah satu caranya adalah memiliki prestasi dalam bentuk kebaikan apa saja. Artinya, membuktikan bahwa orang tua sudah berusaha memberikan yang terbaik di bidangnya. Berkarya sesuai kapasitas masing-masing orang tua akan memberi nilai plus di mata anak. Masa remaja adalah masa anak sudah bisa memberi penilaian kepada orang tua.
Menjadi Orang Tua yang Diteladani
Cara paling efektif mengajarkan sesuatu kepada anak yaitu dengan mempraktikkan secara langsung kepada anak. Anak bisa melihat dan mengamati apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Meminta anak untuk mandi pagi, maka orang tua juga selayaknya sudah mandi. Meminta anak untuk disiplin, maka sudah seharusnya orang tua juga memberikan teladan kedisiplinan.
Memberikan contoh perbuatan secara langsung menghemat energi. Kita tak perlu membuang banyak energi untuk menyuruh berulang kali dengan perkataan yang sama. Kami, masih terus belajar mendidik anak-anak dengan cara tersebut. Meskipun masih banyak kekurangan. Namun, kami masih terus berusaha sebelum anak-anak beranjak remaja.
Keteladan yang kita lakukan sejak dini kepada anak, akan berpengaruh ketika beranjak remaja. Mengubah perilaku anak yang sudah beranjak remaja tidak semudah ketika mereka masih kecil. Oleh sebab itu, sebelum anak-anak beranjak remaja, orang tua harus bisa memberikan teladan yang baik. Agar anak-anak bisa melewati masa remaja tanpa drama. Karena apa yang ditanamkan orang tua mulai terlihat ketika anak beranjak remaja.
Memperhatikan Apa yang Dimakan Anak
Hal dasar yang tidak boleh dilupakan orang tua adalah lebih teliti memberikan makanan untuk anak-anak. Maksud dari teliti adalah memperhatikan sumber nafkah keluarga. Karena kita bicara tentang parenting Islam, dari mana sumber nafkah bisa mempengaruhi bagaimana anak tumbuh.
Makanan yang diberikan kepada anak, jika dibeli dari hasil yang mencuri misalnya, akan berpengaruh kepada anaknya kelak. Anak-anak yang hatinya keras dan selalu membangkang, kemungkinan ada hal yang kurang baik mengalir dalam darahnya. Seperti nafkah dari sumber yang abu-abu hukumnya. Orang Islam bilang nafkah yang tidak berkah. jadi, jika selama ini masih ada unsur keragu-raguan tentang sumber nafkah untuk anak, belum terlambat untuk memperbaikinya.
Itulah sedikit ilmu yang kami dapat ketika berproses menjadi orang tua dari anak usia 8 tahun. Usia yang sebentar lagi memasuki fase remaja.Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mengubah hal-hal yang kurang baik. Semoga kita bisa melakukan 3 hal tersebut.
Nah.Setuju aku selain mendidik dengannteladan dari perbuatan kita.Jadikan remaja kita sebagai teman dan sahabat. Ketika membuat kesalahan jangan langsung dimarahi dan dijudge.Tapi diajak ngomongnpelan2 setelah emosi mereda
ReplyDeleteMemperhatikan apa yang anak makan.
ReplyDeleteAku jadi ingat pesan ini juga jadi pesan almarhum Bapak sebelum beliau meninggal. Termasuk tentang memasakkan anak, daripada sering-sering membelikan makan di luar. Kata beliau, ini yang bikin anak nurut sama orang tuanya
Kayaknya Salfa plek usia remajanya bisa sama persis sama aku karena didikannya juga semacam auto nurun dari neneknya
ReplyDeleteIni soal makanan juga, sayangnya Salfa picky eater jadi sedikit effort membuatnya senang sama makanan. Semoga aja sih pas besar makannya tetap terjaga
Yang paling menantang sekaligus sebagai berkah bagi mamak-mamak punya anak beranjak remaja itu adalah, sebagai teladan anak.
ReplyDeleteKayak cambuk banget biar kita jadi manusia yang lebih baik.
Saya rasa keuntungan punya anak paling utama itu adalah, kita punya alasan dan cambukan kuat untuk jadi lebih baik.
Bukan hanya berharap doa anak sholeh, tapi bahkan tanpa didoakanpun sejatinya kita udah insha Allah luar biasa, kalau kita bisa membentuk anak-anak sholeh/sholeha dengan cara menjadi teladan bagi anak-anak.
Dan juga berawal dari dikagumi, kita dikagumi pasangan aja luar biasa ya rasanya, apalagi dikagumi selalu oleh anak-anak.
Meskipun, bagi anak-anak, bahkan ortunya suka ngomel kayak saya, masih juga mereka mencintai kita orang tuanya.
Kalau masalah kehalalan makanan, jujur kadang saya lupa, beruntungnya jadi blogger itu, selalu dapat insight dan kayak pengingat saat kita sedang melakukan kegiatan ngeblog.
Kayak sekarang nih pas blogwalking, baca ini, jadi ingat lagi tentang kehalalan makanan.
Bukan hanya halal bahan dan pengerjaannya, tapi juga halal sumbernya atau duit buat beliin makanan misalnya :)
Semoga kita para ibu khususnya bisa lebih baik lagi dan siap dalam mendidik anak yang beranjak remaja, bisa dikagumi, jadi teladan bagi mereka dan yang pastinya selalu memberikan apapun yang terbaik buat anak-anak, aamiin :)
anak memang peniru ulung, jadi sebagai orang tua kita memang harus jadi teladan dulu supaya anaknya juga ikutan teladan
ReplyDeletembacanya sambil manggut-manggut tanda belajar bisa dari mana saja, termasuk membaca tulisan ini. Menjadi role model anak-anak kita, semoga kita bisa sennatiasa menjadi contoh teladan bagi mereka aamiin
ReplyDelete