Guncangan hidup adalah nafas pendek yang harus kita hirup
Hidup itu misteri. Apa yang akan terjadi esok tak bisa ditebak.
Kalau boleh memilih, pasti semua berharap hidup tanpa aral rintangan
sedikitpun. Segala urusan lancar, tidak ada halangan apapun. Tapi hidup terkadang
berjalan tak sesuai dengan harapan.
Layaknya anak sekolah yang harus melewati serangkaian ujian,
hidup juga diuji dengan sedikit ketakutan, kekhawatiran, dan tangisan. Jika
ujian sekolah terjadwal dan diumumkan jauh-jauh hari, ujian hidup selalu datang
laksana tamu yang tak diundang. Tak peduli apakah kita siap atau tidak
menerimanya. Ujian dalam hidup seperti guncangan yang terjadi tiba-tiba. Suka atau tidak harus kita hadapi.
Semua orang dihadapkan dengan ujian hidup. Namun, bentuk
ujian tiap orang berbeda. Seperti halnya anak sekolah yang mendapat soal ujian
sesuai dengan tingkatannya, ujian hiduppun demikian. Ujian hidup yang diberikan
Tuhan sudah disesuaikan dengan kapasitas kita. Tuhan tidak membebani seseorang diluar
batas kemampuannya. Ibaratnya, anak SD tidak akan diberikan soal ujian untuk
anak SMP.
BACA JUGA : Kawan, Ada Apa Dengan Hatimu?
Cara Menyikapi Ujian Hidup
Meskipun ujian yang diberikan sama, tapi ketika cara
menyikapinya berbeda maka hasilnya juga akan berbeda. Mengeluh meratapi cobaan
hidup dan menyalahkan keadaan bakal menambah kegelisahan. Tidak mengeluh maupun
tidak menyalahkan keadaan terdengar mudah diucapkan, Namun prakteknya butuh perjuangan.
Pola pikir harus diubah terlebih dahulu.
Aku bertemu dengan seorang remaja yang selalu menyalahkan
keadaan jika apa yang diinginkan tidak tercapai. Selalu mengeluh bila ingin
mendapatkan sesuatu tapi harus melewati beberapa tahap terlebih dahulu. Dia
tidak mau ribet. Dia terjebak dengan pola pikirnya sendiri. Padahal jika
dilakukan perlahan, tidak sesulit yang dipikirkan.
Berbeda dengan seorang kawan yang aku temui beberapa tahun
silam. Dia selalu berpikir positif
apapun yang menimpa dirinya. Dia bisa melihat dari sudut yang berbeda setiap
ujian hidup yang menghampirinya. Dia sedih secukupnya dan memilih untuk
tersenyum lebih lama. Berusaha lapang dada menerima garis takdirnya. Aku belajar
banyak dari sosoknya yang selalu tenang saat badai menghadang sekalipun.
Begitulah, cara kita melihat sebuah ujian mempengaruhi cara
kita menjalani hidup. Aku pernah mengeluh dan menyalahkan keadaan ketika mendapat
ujian hidup beberapa tahun lalu. Semakin Aku mengeluh dan meratapi kesedihanku,
aku semakin terpuruk.
Aku bahkan menyalahkan Tuhan. Kenapa dari sekian banyak
orang, aku yang harus menerima ujian tersebut. Hari-hari yang aku jalani
semakin berat. Aku hanya fokus dengan permasalahan tanpa sekalipun memikirkan
solusinya. Aku terlalu sibuk meratapi keadaanku.
Untung hal tersebut tidak berlangsung lama. Segera aku
teringat dengan kawan lamaku. Aku kembali diingatkan bahwa aku tak boleh
bersikap seperti itu. Dia mengingatkanku jika ujian yang menimpaku sudah diukur
sesuai dengan kemampuanku. Bila aku diberi ujian dalam bentuk itu, pasti aku
bisa melewatinya.
Aku harus bersyukur diuji dengan sedikit ketakutan dan
kekhawatiran. Aku bukan satu-satunya orang yang mempunyai ujian hidup. Ternyata ada banyak orang di luar sana yang
diuji dengan ujian yang lebih berat. Orang-orang yang sadar tentang ujian
hidup, akan memilih untuk tetap tenang dan bersabar menjalani hari demi hari
yang tak mudah. Mereka tidak larut dalam kesedihan.
Bertemu dengan kawan yang selalu berpikir positif dan memberi
semangat juga berpengaruh terhadap sikap kita saat menghadapi ujian hidup yang
datang tiba-tiba. Kita akan lebih optimis bisa melewati ujian. Mereka selalu
mengingatkan “Jangan bersedih, Allah bersama kita. Everything will be OK. You
can if you think you can.”
No comments
Post a Comment