Ketika Pusparagam Anak Indonesia Berani Menyuarakan Mimpi Mereka- Anak-anak zaman sekarang adalah pemimpin di masa depan. Baik
atau tidaknya kualitas suatu bangsa tergantung pada kondisi anak-anaknya saat
ini. Karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Lantas bagaimana dengan
anak-anak Indonesia saat ini? Apakah mereka sudah siap menjadi generasi penerus
bangsa yang sesuai harapan para pendahulunya? Coba lihat anak-anak di sekita
kita. Masih banyak anak-anak yang putus sekolah dengan berbagai alasan.
Ternyata tidak semua anak Indonesia bisa menikmati Pendidikan. Terutama mereka
yang tinggal di pelosok negeri. Tidak hanya masalah Pendidikan, hak dasar
lainnya seperti kesehatanpun tidak semua bisa menikmatinya. Anak-anak di Indonesia
juga masih dihadapkan dengan masalah peliknya ekonomi orang tua, pengasuhan
yang tidak tepat, diskriminatif, hingga masalah kekerasan dan bullying di
lingkungan sekolah. Bayangkan, anak-anak yang masih belum bisa berfikir matang,
harus dihadapkan dengan segala permasalahan hidup yang perlahan namun pasti
akan mengubur mimpi-mimpi mereka. Anak-anak dengan permasalahan kompleks akan
tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Mereka menjadi anak yang takut untuk bermimpi dan mengejar cita-cita
tingginya.
Sudah sepatutnya anak-anak yang berasal dari latar belakang
apapun, baik suku, agama, dan warna kulit yang berbeda tetap bisa bermimpi, menuangkan gagasan, dan
mengejar cita-citanya tanpa perlu mengkhawatirkan banyak hal. Mereka seharusnya
bebas berekspresi dan menghasilkan karya-karya
luar biasa. Anak-anak harus bisa fokus dengan segala potensi diri untuk
mengukur prestasi. Tapi tak dapat dipungkiri keterbatasan fasilitas terutama di
daerah-daerah terpencil serta kurangnya dukungan dari berbagai pihak menghambat terwujudnya harapan tersebut.
Anak-anak yang di pelosok negeri harus puas dengan fasilitas seadanya. Bahkan,
banyak diantara mereka harus pasrah ketika keinginan mereka untuk terus belajar
tidak didukung oleh orang-orang sekitarnya. Mereka diminta membantu orang
tuanya bekerja di usia dini. Tidak ada pilihan lain selain menjalani apa yang
ada di depan mata.
Melihat kondisi tesebut, Program PedulI yang selama ini fokus bekerja untuk melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak anak dan remaja rentan menyelenggarakan Temu Anak Peduli “Pusparagam Anak Indonesia” dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. Jadi, Sejumlah 165 anak mulai usia 9 sampai 18 tahun berkumpul di Surabaya. Mereka berasal dari 31 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia. Anak-anak ini adalah perwakilan dari komunitas yang selama ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Selama tiga hari yaitu tanggal 20-22 Juli 2018 Mereka belajar, bermain, dan berkarya. Mereka juga berdiskusi seputar literasi, gotong royong, kekerasan dan perundungan, toleransi, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Saat hari terakhir, yakni pada tanggal 22 Juli, mereka diminta memperestasikan hasil pemikirannya di hadapan banyak orang.
Presentasi tentang wirausaha |
Drama musical tentang Kekerasan di Sekolah |
Anak-anak yang berasal dari luar
daerah sangat antusias dengan acara ini. Ada yang bercerita baru pertama kali
naik pesawat, makan makanan mewah yang mereka sebut makanan orang kaya, dan
tidur di tempat tidur yang nyaman. Sangat berbeda dengan tempat tinggalnya di salah
satu pulau di ujung Indonesia. Salah satu perwakilan dari Lombok timur juga
mengatakan sangat senang bisa bertemu dengan anak-anak dari berbagai penjuru Indonesia.
Bertemu dengan anak-anak seusianya yang berbeda suku, adat, bahkan agama menjadi
pengalaman baru bagi mereka. Terlepas dari apapun latar belakang mereka, dalam
acara penutupan kemarin, mereka dengan bangga menyuarakan aspirasinya di hadapan
para tamu undangan. Tidak ada nada keraguan dalam setiap uraian ide mereka.
Anak-anak tersebut yang dalam kesehariannya mungkin banyak diremehkan oleh lingkungan,
nyatanya kemarin mampu berkarya dan menuangkan gagasan gemerlang untuk kemajuan
bangsa. Aku yang menyimak setiap presentasi mimpi-mimpi mereka, dalam diam ikut
mengamini semoga terwujud cita-cita mulianya. Aura negatif anak-anak itu yang
mungkin terbawa dari rumah, telah terganti dengan energi positif yang tak
terbendung. Semangat mereka untuk
menjadikan Indonesia lebih baik lagi begitu membara. Tiga hari telah memberi
banyak pelajaran untuk mereka. Oiya, Sepanjang acara hanya terdengar gelak tawa
anak-anak. Bahagia melihat mereka ceria. Seolah mereka siap kembali ke tempat
asal dan menularkan semangat berkarya kepada lingkungan sekitarnya. Sebelum kembali ke daerah masing-masing, Pada tanggal 23 Juli 2018 hebat ini akan berangkat ke Purwodadi, Pasuruan untuk menghadiri acara puncak Hari Anak Nasional yang dihadiri oleh Bapak Presiden JOKOWI.
Salah satu karya anak-anak selama mengikuti acara |
Mimpi anak-anak hebat untuk Indonesia |
Temu Anak Peduli "Pusparagam Anak Indonesia" yang
diselenggarakan oleh Program Peduli terbilang sukses. Artinya sukses
memfasilitasi anak-anak tersebut bangkit kembali menyiapkan diri menjadi
generasi penerus bangsa. Karena itulah tujuan dari Program Peduli. Yaitu
meningkatkan inklusi sosial bagi enam kelompok yang terpinggirkan di Indonesia,
yang tidak mendapat akses terhadap layanan pemerintah dan program perlindungan
sosial. Enam kelompok yang dimaksud adalah remaja dan anak-anak rentan;
masyarakat adat dan lokal terpencil yang tergantung pada sumber daya alam;
korban diskriminasi; intoleransi; kekerasan berbasis agama; orang dengan
disabilitas; korban pelanggaran hak asasi manusia dan restorasi sosial; serta
transpuan. Mereka yakin bahwa kelompok-kelompok tersebut juga punya mimpi yang
sama dengan orang pada umumnya dan bisa berkarya asal dikasih akses dan diberi
kesempatan yang sama.
Semoga ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang merasa tersisihkan dari lingkungan. Di masa akan datang diharapkan anak-anak Indonesia menjadi anak yang berani menyuarakan mimpi-mimpi mereka tanpa terkecuali. Indonesia butuh anak-anak yang berani dan punya semangat tinggi untuk memajukan negeri tercinta. Nasib bangsa ada di pundak mereka anak-anak Indonesia saat ini. Jika bukan kita yang peduli terhadap kondisi anak-anak itu, lantas siapa? Tugas kita bersama membuat anak-anak tumbuh nyaman dan aman di lingkungan serta memberi ruang untuk mereka terus berkarya. Mari kita jaga generasi penerus bangsa agar Indonesia menjadi lebih baik lagi suatu saat nanti. Semangat anak-anak jangan sampai kendor. Seperti pusparagam anak Indonesia dalam acara Temu Peduli kemarin. Lihatlah semangat mereka tetap membara hingga akhir acara.
Semoga ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang merasa tersisihkan dari lingkungan. Di masa akan datang diharapkan anak-anak Indonesia menjadi anak yang berani menyuarakan mimpi-mimpi mereka tanpa terkecuali. Indonesia butuh anak-anak yang berani dan punya semangat tinggi untuk memajukan negeri tercinta. Nasib bangsa ada di pundak mereka anak-anak Indonesia saat ini. Jika bukan kita yang peduli terhadap kondisi anak-anak itu, lantas siapa? Tugas kita bersama membuat anak-anak tumbuh nyaman dan aman di lingkungan serta memberi ruang untuk mereka terus berkarya. Mari kita jaga generasi penerus bangsa agar Indonesia menjadi lebih baik lagi suatu saat nanti. Semangat anak-anak jangan sampai kendor. Seperti pusparagam anak Indonesia dalam acara Temu Peduli kemarin. Lihatlah semangat mereka tetap membara hingga akhir acara.
No comments
Post a Comment