Menambah Income Keluarga
Sebagai muslimah yang sudah menikah, aku meyakini bahwa ketika kita
tidak mempunyai penghasilan sendiri (fulltime mother) maka Tuhan akan
menitipkan rezeki istri di tangan suami. Sebagaimana rezeki anak yang
dititipkan kepada setiap orangtua. Dan bila istri bekerja maka rezeki istri ada
di pundaknya sendiri. Jadi sah-sah saja jika seorang istri ingin bekerja karena
pada zaman Rasulullah pun sudah ada perempuan yang bekerja di luar rumah. Bahkan
putri beliau Fatimah juga pernah bekerja kepada orang lain untuk membantu sang
suami. Ibunda Khadijah (istri Rasul) pun
adalah wanita karier yang sukses di zamannya.
Media Aktualisasi Diri
Bagi sebagian perempuan, terutama yang telah menempuh pendidikan
tinggi, tetap bekerja meskipun sudah menikah adalah ingin berekspresi dan bisa
menyalurkan ilmu yang di dapat dari bangku kuliah. Tidak ada yang salah dengan
alasan tersebut. Semua kembali pada pribadi masing-masing.
Apapun alasan para perempuan yang sudah menikah tetap
memilih bekerja di luar rumah, ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu
:
Mengantongi Izin dari Suami
Bagi seorang istri, restu suami adalah segalanya. Termasuk izin untuk bekerja di luar rumah adalah sebuah keharusan. Bekerjalah jika memang suami mengizinkan. Dan urungkan niatmu untuk berkarir jika tidak mendapat restu dari suami. Bukankah sebagai istri kita harus taat pada suami.
Tidak Mengabaikan Kewajibannya sebagai Istri
Bila izin suami telah didapatkan, hal yang harus
diperhatikan adalah kewajiban sebagai seorang istri dan juga sebagai ibu dari
anak-anak. Pastikan hak suami dan anak-anak terpenuhi walau seorang istri
bekerja di luar rumah.
Selektif terhadap Pekerjaan
Perempuan yang sudah menikah harus memperhatikan jenis pekerjaan yang akan dijalani. Apakah pekerjaan tersebut kelak memicu permasalahan dalam rumah tangganya atau tidak. Selain itu jam kerja di luar rumah juga harus diperhatikan. Jangan sampai sebagian besar waktu istri dihabiskan untuk bekerja di luar rumah.
Perempuan yang sudah menikah harus memperhatikan jenis pekerjaan yang akan dijalani. Apakah pekerjaan tersebut kelak memicu permasalahan dalam rumah tangganya atau tidak. Selain itu jam kerja di luar rumah juga harus diperhatikan. Jangan sampai sebagian besar waktu istri dihabiskan untuk bekerja di luar rumah.
Ketika semua poin di atas sudah terpenuhi, maka pertanyaan lain akan muncul. Untuk siapakah gaji yang diperoleh seorang istri? Aturan untuk perempuan muslimah yang sudah menikah dan bekerja itu sangat menyenangkan lho, bahkan bisa membuat setiap perempuan senyum -senyum kegirangan. Karena gaji istri adalah hak istri sepenuhnya, dengan syarat ia tidak mengabaikan kewajibannya sebagai istri lho ya. Jadi Istri yang bekerja tetap mendapatkan hak nafkah dari suami. Bisa dikatakan uang suami adalah milik istri dan uang istri adalah mutlak menjadi milikknya sendiri. Tak ada hak suami atas uang milik istri. Iih sadis yaa… hehehee
Ngomongin gaji, para istri yang bekerja masih ingatkah dengan gaji pertama kalian? Eh bukan
tanya nominalnya lho tapi untuk apa gaji pertama kalian? Gaji pertama istri
bisa digunakan untuk membelikan hadiah suami sebagai bentuk terima kasih kita kepada suami
yang telah memberikan restu untuk bekerja di luar rumah. Atau mengajak
anak-anak jalan-jalan, memberikan hadiah kepada mereka sebagai bentuk apresiasi
kepada mereka yang telah merelakan ibunya
jauh dari mereka untuk beberapa saat.
Aku sendiri butuh loading agak lama kalau ditanya untuk apa gaji pertamaku. Karena aku sudah terlalu lama tidak bekerja di luar rumah. Tapi dulu sebelum mempunyai buah hati aku pernah bekerja di kantor notaris. Perasaan mendapatkan gaji pertama pasti sangat bahagia meski berapapun nominalnya. Namun juga bingung akan aku pergunakan untuk apa. Karena suami adalah orang yang paham bahwa gaji istri adalah hak mutlak istri, dia tidak meminta sepeserpun gajiku. Malahan suami tetap memberikan uang belanja dan uang jajan buatku. Setelah berfikir untuk apa atau untuk siapa gaji pertamaku, aku memilih memberikan kepada ibu tercinta. Kenapa harus ibu? Alasan terkuat adalah awal wujud baktiku kepada beliau. Sebagai anak yang memutuskan menikah sebelum bisa menghasilkan uang sendiri, secara otomatis aku belum sempat berbakti dalam bentuk materi kepada orangtua. Dan setelah mengetahui ibu juga sangat senang menerima gaji pertamaku, ada kepuasan tersendiri bagiku. Meskipun apa yang aku berikan waktu itu tak sebanding dengan perjuangan dan doa beliau menjadikanku bisa menikmati pendidikan yang lebih tinggi dan bekerja. Itulah cerita gaji pertamaku, gimana dengan gaji pertamamu?
Sejak menikah saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di luar rumah. Karena mau fokus dulu ngurus si kecil. Tetapi klo nanti saya bekerja kembali, gaji pertama saya mau saya pake buat traktir suami n ngasih uangnya k orang tua saya heee
ReplyDeletepasti seru ya mbak kalo bisa traktir suami pake gaji pertama
ReplyDeleteSaya traktir sate padang ke 3 adek sepupu saya, haha...
ReplyDeletewuih sate padang...yummy
ReplyDelete